MENGERIKAN Cara Mereka Mencampurkan Zat Pewarna Tekstil Ke Dalam Makanan


pewarna tekstil ke makanan


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di situs resminya mendata, sepanjang 2014 kasus keracunan yang terjadi di Indonesia, 540 disebabkan oleh makanan dan 515 disebabkan oleh minuman. Adapun salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan.

Lalu mengapa para penjual jajanan menggunakan zat pewarna ini pada dagangannya? Tentunya faktor keuntungan. Dengan modal murah mereka akan mendapat keuntungan yang lebih. Makanan-makanan tersebut banyak dijual oleh pedagang makanan di sekolah-sekolah, dimana anak-anak tingkat SD belum memahami betul makanan yang mengandung zat pewarna tekstil.

Nah, sebenarnya pewarna tekstil jenis apa yang banyak digunakan pedagang nakal tersebut? Dan apa alasan ilmiah yang menyebabkan zat berwarna tekstil ini berbahaya bagi tubuh? Yes, kali ini brilio.net akan menjawab pertanyaan tersebut.

Pewarna tekstil yang paling sering digunakan Rhodamin B dan Methanil Yellow.

Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B merupakan zat warna yang lazim digunakan pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika, produk pembersih mulut, dan sabun.

Zat kimia berbahaya ini sering disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar, aromanis, kembang gula, manisan, sosis, sirup, minuman, dan lain-lain.

Ciri-ciri pangan yang mengandung zat ini antara lain warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak rata, ada gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit. Biasanya produk pangan yang mengandung zat ini tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya.

Methanil yellow merupakan bahan pewarna sintetik berbentuk serbuk, berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol. Pewarna ini umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta, plastik, kulit, dan cat.

Namun pada praktiknya, di Indonesia pewarna ini sering disalahgunakan untuk mewarnai berbagai jenis pangan antara lain kerupuk, mi, tahu, dan pangan jajanan yang berwarna kuning, seperti gorengan.

Ciri-ciri pangan yang mengandung Methanil yellow adalah produk pangan berwarna kuning mencolok dan berpendar. Selain itu, terdapat titik-titik warna akibat pewarna tidak tercampur secara homogen, misalnya pada kerupuk.

Bahaya Rhodamin B dan Methanil Yellow
Bahaya akut bila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir pecah-pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkepulas. Bahaya kronis akibat konsumsi dalam jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan kandung kemih, bahkan kanker.


Zat pewarna tekstil tersebut mempunyai bahaya, bahaya jangka pendek diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, tekanan darah rendah, sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker. Biasanya cirri-ciri makanan yang mengandung zat pewarna tekstil ini adalah, warna yang berpendar atau mengkilap, ada sedikit rasa getir atau pahit, dan waspadai jajanan murah, contoh yang paling banyak ditemukan adalah saus tomat, warnanya merah dengan harga murah. Padahal jika benar-benar menggunakan tomat asli dan bagus tentunya harga akan lebih mahal.

 Lalu bagaimana tips menghindari jajanan berperwarna tekstil ?:
 

  1. Kenali dan hindari pangan yang mengandung pewarna tekstil dengan ciri-ciri di atas
  2. Konsumen sebaiknya lebih cerdas dan selektif dalam memilih produk pangan
  3. Konsumen sebaiknya mencermati label kemasan produk pangan yang akan dibeli
  4. Perhatikan komposisi pangan olahan dengan membaca label pada kemasan

Berikut VIDEO Bagaimana Seorang mencampurkan Zat Pewarna Tekstil ke dalam beberapa makanan dan sayur


Sumber : brilio.net
Previous
Next Post »
Thanks for your comment